Sabtu, 01 April 2017

BURUNG HALMAHERA

BURUNG HALMAHERA DARI MALUKU UTARA



Burung berbulu indah layaknya bidadari burung endemik Maluku yang mempunyai nama latin Semioptera wallacii dan merupakan salah satu jenis burung Cenderawasih ini selain mempunyai bulu yang indah layaknya bidadari juga mempunyai gerak tarian yang indah dan terkesan genit terutama saat merayu pasangannya. Burung bidadari merupakan fauna endemik di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara. Selain rupanya yang cantik, gayanya yang unik, suaranya pun cetar membahana.
Burung bidadari ditemukan pertama kali oleh Alfred Russel Wallace di Pulau Bacan, Maluku Utara, tahun 1858. Wallace menyebutnya sebagai bird of paradise karena kecantikan burung ini. Penemuan itu lalu ditulisnya dalam sebuah laporan yang dikirim ke Inggris. Setahun kemudian, laporannya menjadi bahan kajian para ornitholog di Inggris
animaldiversity.ummz.umich.edu
animaldiversity.ummz.umich.edu  
wikipedia
wikipedia
Ciri dan Perilaku Burung Bidadari.
Burung Bidadari berukuran sedang, sekitar 28 cm. Berwarna coklat kehijauan zaitun. Burung bidadari jantan mempunyai mahkota warna ungu dan ungu-pucat mengkilat serta warna hijau zamrud pada dadanya. Burung Bidadari betina berukuran lebih kecil dengan warna cokelat zaitun dan serta punya ekor lebih panjang dibandingkan burung jantan.
Ciri khas burung Bidadari (Semioptera wallacii) adalah adalah dipunyainya dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar menekuk dari sayapnya. Bulu ini dapat ditegakkan atau diturunkan sesuai keinginan burung ini. Burung cantik ini dari Maluku Utara yang dikenal juga sebagai weak-weka ini memakan serangga, antropoda, dan buah-buahan. Burung jantan bersifat poligami.
Kegenitan burung berbulu indah ini terlihat terutama saat musim kawin. Burung jantan akan memamerkan kecantikan bulu dan bentang sayapnya serta kegenitan dalam menari untuk merayu dan menarik perhatian betinanya. Burung Bidadari betina akan menghampiri dan memilih satu pejantan yang dinilai paling indah tarian dan bentangan sayapnya.
Persebaran, Habitat, dan Populasi. Burung Bidadari merupakan satwa endemik Maluku Utara dan menjadi jenis Cenderawasih yang tersebar di kawasan paling barat. Burung ini bisa dijumpai di pulau Halmahera dan Bacan di Maluku Utara.
Beberapa lokasi yang menjadi habitat burung Bidadari nan genit lagi indah ini adalah hutan Tanah Putih, gunung Gamkonora, dan hutan Domato (Halmahera Barat), hutan Labi-labi di area Taman Nasional Aketajawe dan hutan Lolobata (Halmahera Timur). Burung bernama lokal weak-weka ini juga ditemukan di pulau Bacan.
burung-bidadari-halmahera-
Populasi burung Bidadari (Semioptera wallacii) tidak diketahui dengan pasti tetapi dipastikan telah menurun jika dibandingkan dengan tahun 1980-an lantaran banyaknya kawasan hutan habitat burung bidadari yang mengalami deforestasi. Penurunan populasi juga diakibatkan oleh perburuan liar untuk menangkap burung Bidadari jantan yang mempunyai bulu indah.
Sayangnya burung Bidadari (Semioptera wallacii) yang endemik Maluku Utara ini semakin hari semakin langka. Meskipun semakin sulit ditemukan di habitatnya, namun oleh IUCN Redlist, status konservasi burung ini masih dianggap aman sehingga masih diklasifikasikan sebagai Least Concern. Sedangkan oleh CITES, burung Bidadari Halmahera didaftarkan sebagai Apendiks II.Pemerintah Indonesia, meskipun tidak spesifik menyebut nama spesies burung Bidadari dalam lampiran PP No. 7 Tahun 1999, namun burung ini tetap termasuk sebagai salah satu satwa yang dilindungi. Ini lantaran semua anggota famili Paradisaeidae atau berbagai jenis Cenderawasih, merupakan satwa yang dilindungi. Populasinya di alam bebas disebutkan hanya tinggal 50 – 100 ekor.
Menipisnya populasi burung bidadari bukan disebabkan penangkapan burung, melainkan akibat penebangan dan penjarahan hutan di Halmahera, terutama jenis kayu matowa. Akibatnya, spesies ini bidadari kehilangan habitat dan banyak yang mati.
Upaya yang dapat dilakukan dengan konservasi in- situ fauna burung bidadari endemik (Semioptera wallacii),melalui pendekatan sosial masyarakat dan berguna sebagai acuan bagi masyarakat setempat dalam upaya menjaga kelestarian alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar