Cendrawasih Merah
Warna bulunya cerah dan suaranya merdu, menjadikan burung cendrawasih merah ini layak dijuluki burung surga |
Bulu-bulunya cerah, berwarna merah darah
dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya, bulu muka
berwarna hijau zamrud gelap dan di ekornya terdapat dua buah tali yang
panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam, menjadi ciri khas burung
cendrawasih jantan. Sementara itu, burung cendrawasih betina berukuran
lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna cokelat tua, tidak
punya bulu-bulu hiasan, dan ekornya pendek.
Cendrawasih merah merupakan sejenis
burung pengicau berukuran sedang. Burung berwarna kuning dan cokelat,
dengan paruh berwarna kuning ini panjangnya mencapai 33 cm. Burung
endemik Indonesia bernama ilmiahnya Paradisaea rubra ini hanya ditemukan
di hutan dataran rendah di Pulau Waigeo dan Batanta di Kabupaten Raja
Ampat, Provinsi Papua Barat. Burung cendrawasih juga tersebar di wilayah
Maluku dan Australia timur.
Beberapa jenis cendrawasih yang dapat
ditemui di Indonesia, yakni cendrawasih gagak (Lycocorax pyrrhopterus),
cendrawasih panji (Pteridophora alberti), cendrawasih kerah (Lophorina
superba), cendrawasih paruh-sabit kurikuri (Epimachus fastuosus),
cendrawasih botak (Cicinnurus respublica), cendrawasih raja (Cicinnurus
regius), cendrawasih belah rotan (Cicinnurus magnificus), cendrawasih
bidadari halmahera (Semioptera wallacii), cendrawasih mati kawat
(Seleucidis melanoleuca), cendrawasih kuning kecil (Paradisaea minor),
cendrawasih kuning besar (Paradisaea apoda), cendrawasih raggiana
(Paradisaea raggiana), cendrawasih merah (Paradisaea rubra).
Cendrawasih merah bersifat poligami
spesies. Burung jantan akan memikat pasangannya dengan ritual tarian
dengan memamerkan bulu-bulu hiasannya. Musim kawin burung cendrawasih
merah terjadi pada bulan Mei hingga Agustus. Saat musim kawin, paling
banyak 3-4 jantan akan memperebutkan satu betina. Padahal, di waktu
normal 1-2 jantan hanya memperebutkan satu betina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar