Orang utan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Orangutan[1] | |
---|---|
Status konservasi | |
Status konservasi: Terancam
|
|
Klasifikasi ilmiah | |
Kingdom: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Mamalia |
Ordo: | Primata |
Famili: | Hominidae |
Subfamili: | Ponginae Elliot, 1912 |
Genus: | Pongo Lacépède, 1799 |
Tipe spesies | |
Simia pygmaeus Linnaeus, 1760 |
|
Spesies | |
Pongo pygmaeus Pongo abelii |
|
Distribusi Orang utan |
Deskripsi
Istilah "orang utan" diambil dari kata dalam bahasa melayu, yaitu 'orang' yang berarti manusia dan 'utan' yang berarti hutan. Orang utan mencakup dua sub-spesies, yaitu orang utan sumatera (Pongo abelii) dan orang utan kalimantan (borneo) (Pongo pygmaeus).[4] Yang unik adalah orang utan memiliki kekerabatan dekat dengan manusia pada tingkat kingdom animalia, di mana orang utan memiliki tingkat kesamaan DNA sebesar 96.4%.[5]Ciri-Ciri
Mereka memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor.[6]Orangutan memiliki tinggi sekitar 1.25-1.5 meter.[7]
Tubuh orangutan diselimuti rambut merah kecoklatan.[3] Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi.[6]
Saat mencapai tingkat kematangan seksual, orangutan jantan memiliki pelipis yang gemuk pada kedua sisi, ubun-ubun yang besar, rambut menjadi panjang dan tumbuh janggut disekitar wajah.[8] Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba.[6]
Berat orangutan jantan sekitar 50–90 kg, sedangkan orangutan betina beratnya sekitar 30–50 kg.[7]
Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari.[6] Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia.[6]
Orangutan masih termasuk dalam spesies kera besar seperti gorila dan simpanse.[4] Golongan kera besar masuk dalam klasifikasi mammalia, memiliki ukuran otak yang besar, mata yang mengarah kedepan, dan tangan yang dapat melakukan genggaman.[4]
Klasifikasi
Orangutan termasuk hewan vertebrata, yang berarti bahwa mereka memiliki tulang belakang.[butuh rujukan] Orangutan juga termasuk hewan mamalia dan primata.[butuh rujukan]Spesies dan Subspesies
1. Ada 2 jenis spesies orangutan, yaitu Orangutan Kalimantan / Borneo (Pongo pygmaeus) dan Orangutan Sumatra (Pongo abelii).[9]2. Keturunan Orangutan Sumatra dan Kalimantan berbeda sejak 1.1 sampai 2.3 juta tahun yang lalu.[9]
3. Subspecies
- Pembelajaran genetik telah mengidentifikasi 3 subspesies Orangutan Borneo : P.p.pygmaeus, P.p.wurmbii, P.p.morio.[9] Masing-masing subspesies berdiferensiasi sesuai dengan daerah sebaran geografisnya dan meliputi ukuran tubuh.[9]
- Orangutan Kalimantan Tengah (P.p.wurmbii) mendiami daerah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.[9] Mereka merupakan subspesies Borneo yang terbesar.[9]
- Orangutan Kalimantan daerah Timur Laut (P.p.morio) mendiami daerah Sabah dan daerah Kalimantan Timur.[9] Mereka merupakan subspesies yang terkecil.[9]
- Saat ini tidak ada subspecies orangutan Kalimantan yang berhasil dikenali.[9]
Lokasi dan habitat
Di Borneo, orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl), sedangkan kerabatnya di Sumatra dilaporkan dapat mencapai hutan pegunungan pada ketinggian 1.000 m dpl.[butuh rujukan] Orangutan Sumatra merupakan salah satu hewan endemis yang hanya ada di Sumatra.[butuh rujukan] Orangutan di Sumatra hanya menempati bagian utara pulau itu, mulai dari Timang Gajah, Aceh Tengah sampai Sitinjak di Tapanuli Selatan.[butuh rujukan]Keberadaan hewan mamalia ini dilindungi Undang-Undang 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan digolongkan sebagai Critically Endangered oleh IUCN.[10]
Di Sumatra, salah satu populasi orangutan terdapat di daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru, Sumatera Utara.[butuh rujukan] Populasi orangutan liar di Sumatra diperkirakan sejumlah 7.300[11]. Di DAS Batang Toru 380 ekor dengan kepadatan pupulasi sekitar 0,47 sampai 0,82 ekor per kilometer persegi. Populasi orangutan Sumatra (Pongo abelii lesson) kini diperkirakan 7.500 ekor.[butuh rujukan] Padahal pada era 1990 an, diperkirakan 200.000 ekor.[butuh rujukan] Populasi mereka terdapat di 13 daerah terpisah secara geografis.[butuh rujukan] Kondisi ini menyebabkan kelangsungan hidup mereka semakin terancam punah. [1]
Saat ini hampir semua Orangutan Sumatra hanya ditemukan di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh, dengan Danau Toba sebagai batas paling selatan sebarannya.[butuh rujukan] Hanya 2 populasi yang relatif kecil berada di sebelah barat daya danau, yaitu Sarulla Timur dan hutan-hutan di Batang Toru Barat.[10] Populasi orangutan terbesar di Sumatra dijumpai di Leuser Barat (2.508 individu) dan Leuser Timur (1.052 individu), serta Rawa Singkil (1.500 individu).[butuh rujukan]Populasi lain yang diperkirakan potensial untuk bertahan dalam jangka panjang (viable) terdapat di Batang Toru,Sumatera Utara, dengan ukuran sekitar 400 individu.[butuh rujukan]
Orangutan di Borneo yang dikategorikan sebagai endangered oleh IUCN terbagi dalam tiga subspesies: Orangutan di Borneo dikelompokkan ke dalam tiga anak jenis, yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang berada di bagian utara Sungai Kapuas sampai ke timur laut Sarawak; Pongo pygmaeus wurmbii yang ditemukan mulai dari selatan Sungai Kapuas hingga bagian barat Sungai Barito; dan Pongo pygmaeus morio.[butuh rujukan] Di Borneo, orangutan dapat ditemukan di Sabah, Sarawak, dan hampir seluruh hutan dataran rendah Kalimantan, kecuali Kalimantan Selatan dan Brunei Darussalam.[12]
Makanan
Meskipun orangutan termasuk hewan omnivora, sebagian besar dari mereka hanya memakan tumbuhan.[6] 90% dari makanannya berupa buah-buahan.[4] Makanannya antara lain adalah kulit pohon, dedaunan, bunga, beberapa jenis serangga, dan sekitar 300 jenis buah-buahan[13]Selain itu mereka juga memakan nektar,madu dan jamur.[4] Mereka juga gemar makan durian, walaupun aromanya tajam, tetapi mereka menyukainya.[4]
Orangutan bahkan tidak perlu meninggalkan pohon mereka jika ingin minum. Mereka biasanya meminum air yang telah terkumpul di lubang-lubang di antara cabang pohon.[6]
Biasanya induk orangutan mengajarkan bagaimana cara mendapatkan makanan, bagaimana cara mendapatkan minuman, dan berbagai jenis pohon pada musim yang berbeda-beda.[13] Melalui ini, dapat terlihat bahwa orangutan ternyata memiliki peta lokasi hutan yang kompleks di otak mereka, sehingga mereka tidak menyia-nyiakan tenaga pada saat mencari makanan.[13] Dan anaknya juga dapat mengetahui beragam jenis pohon dan tanaman, yang mana yang bisa dimakan dan bagaimana cara memproses makanan yang terlindungi oleh cangkang dan duri yang tajam.[13]
Predator
Predator terbesar orangutan dewasa ini adalah manusia.[6] Selain manusia, predator orangutan adalah macan tutul, babi, buaya, ular phyton, dan elang hitam.[6]Cara melindungi diri
Orangutan termasuk makhluk pemalu. Mereka jarang memperlihatkan dirinya kepada orang atau makhluk lain yang tak dikenalnya.[butuh rujukan]Reproduksi
Orangutan betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun dengan lama kandungan berkisar antara 8,5 hingga 9 bulan; hampir sama dengan manusia. Jumlah bayi yang dilahirkan seorang betina biasanya hanya satu. Bayi orangutan dapat hidup mandiri pada usia 6-7 tahun. Kebergantungan orangutan pada induknya merupakan yang terlama dari semua hewan, karena ada banyak hal yang harus dipelajari untuk bisa bertahan hidup, mereka biasanya dipelihara hingga berusia 6 tahun.[8]Orangutan berkembangbiak lebih lama dibandingkan hewan primata lainnya, orangutan betina hanya melahirkan seekor anak setiap 7-8 tahun sekali.[5] Umur orangutan di alam liar sekitar 45 tahun, dan sepanjang hidupnya orangutan betina hanya memiliki 3 keturunan seumur hidupnya.[5] Di mana itu berarti reproduksi orangutan sangat lambat.[5]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar